Memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Polres Minahasa menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan melalui kegiatan rutin yang jarang tersorot publik: pemeriksaan kesehatan tahanan. Kegiatan yang dilaksanakan setiap minggu ini kembali digelar pada Jumat, 20 Juni 2025, pukul 10.24 Wita, bertempat di ruang tahanan Polres Minahasa, dipimpin langsung oleh Kasie Dokkes Aiptu Yuli Kaeng. Meski mereka yang diperiksa tengah menjalani proses hukum, pelayanan kesehatan tetap diberikan tanpa diskriminasi.
Di tengah rutinitas institusi yang lekat dengan penegakan hukum, langkah ini menegaskan bahwa Polri tak hanya hadir sebagai aparat penindak, tetapi juga pelayan masyarakat yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, termasuk bagi para tahanan. Menyentuh sisi yang lebih dalam dari tugas kepolisian, kegiatan ini sejalan dengan semangat Bhayangkara sebagai pengayom seluruh rakyat—bahkan yang terjerat hukum.
Menurut Kasie Dokkes, pemeriksaan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan fisik dan mental para tahanan, meminimalkan potensi penyakit menular, serta mendeteksi lebih awal gangguan kesehatan yang mungkin dialami penghuni rutan. “Kami tidak hanya menjalankan tugas medis, tapi juga memastikan bahwa hak dasar para tahanan tetap dihormati,” ujarnya singkat namun bermakna.
Kegiatan ini menjadi refleksi dari wajah Polri masa kini yang mengedepankan pendekatan presisi—prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan. Pemeriksaan yang dilaksanakan secara berkala ini juga menjadi simbol bahwa pembinaan dan perlindungan dapat berjalan beriringan, tanpa memandang status hukum seseorang. Dalam konteks HUT Bhayangkara, langkah ini memperkuat citra institusi yang tidak hanya kuat, tetapi juga peduli.
Di balik jeruji, ada kehidupan yang terus berjalan. Melalui kegiatan seperti ini, Polres Minahasa tidak hanya merawat kesehatan fisik para tahanan, tetapi juga menyampaikan pesan kuat: bahwa hukum ditegakkan dengan keadilan, dan keadilan berdiri di atas rasa kemanusiaan. Di sinilah semangat Bhayangkara menemukan maknanya—di tengah denyut nadi orang-orang yang tetap dihormati sebagai manusia.