Minahasa, 12 Juni 2025 – Suasana berbeda terasa di ruang tahanan Polres Minahasa pada Kamis pagi ini. Pukul 09.24 WITA, puluhan tahanan berkumpul dalam keheningan penuh harap saat kegiatan Pembinaan Mental dan Rohani (Bintal Rohani) digelar dengan khidmat. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya humanis Polres Minahasa dalam membina para tahanan secara spiritual, agar mereka tidak hanya menjalani masa hukuman secara fisik, tetapi juga mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri secara batiniah.
Pelayanan rohani kali ini dipimpin langsung oleh Pdt. Shenie Kapantow, S.Th dari Kementerian Agama Kabupaten Minahasa. Dalam khotbahnya, Pendeta Kapantow menekankan pentingnya pertobatan sejati dan pengharapan dalam Tuhan meski tengah berada dalam keterbatasan. “Tuhan tidak memandang masa lalu kita, tetapi memberi kesempatan baru untuk masa depan yang lebih baik,” ucapnya di hadapan para tahanan yang tampak tersentuh oleh pesan yang disampaikan.
Selama kegiatan berlangsung, pengamanan dilakukan secara ketat oleh personel Satuan Tahanan dan Barang Bukti (Sat Tahti) Polres Minahasa. Para petugas dengan sigap mengawasi jalannya ibadah dari awal hingga akhir untuk memastikan keamanan dan ketertiban di dalam ruang tahanan tetap terjaga. Hal ini menunjukkan profesionalisme serta komitmen aparat dalam menjaga keamanan tanpa mengurangi kekhidmatan kegiatan keagamaan.
Kasat Tahti Polres Minahasa, Iptu Noldi Mawuntu, menjelaskan bahwa kegiatan bintal rohani ini merupakan bagian penting dari pembinaan kepribadian bagi para tahanan. “Kami tidak hanya menjaga secara fisik, tetapi juga mendorong pembinaan mental dan spiritual. Harapannya, para tahanan dapat merenungkan kesalahan mereka dan bangkit menjadi pribadi yang lebih baik saat kembali ke masyarakat,” ujar Iptu Mawuntu. Ia juga menegaskan bahwa Sat Tahti akan terus bersinergi dengan lembaga keagamaan dalam pelaksanaan program serupa ke depannya.
Menurut pihak Polres Minahasa, kegiatan bintal rohani merupakan agenda rutin yang bekerja sama dengan berbagai lembaga keagamaan, termasuk Kementerian Agama. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi tahanan yang lebih baik secara spiritual dan moral, sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka bisa menjadi individu yang bertanggung jawab dan berguna. Dengan pendekatan yang humanis ini, Polres Minahasa menegaskan komitmennya dalam menjalankan fungsi pemasyarakatan secara lebih utuh—bahwa hukum tidak hanya menghakimi, tetapi juga memberi kesempatan kedua.