Pencarian Hari Ketiga Korban Tenggelam di Danau Tondano: Harapan Masih Menyala di Tengah Duka

MINAHASA — Harapan keluarga dan tim penyelamat masih menyala meski waktu terus berjalan. Memasuki hari ketiga, pencarian terhadap Cardo Dotulung (21), warga Wulur Maatus Kecamatan Modoinding, yang tenggelam di Danau Tondano, terus dilakukan oleh tim gabungan sejak pagi buta, Rabu (23/7/2025) sekitar pukul 06.00 Wita.

Tragedi ini bermula pada Senin sore, 21 Juli 2025. Sekitar pukul 15.00 Wita, Cardo bersama enam orang temannya menaiki perahu katinting dari Dusun Jauh, Desa Tounelet, Kecamatan Kakas. Tujuan mereka adalah kembali ke Desa Tounelet setelah sebelumnya menyambangi wilayah lain di sekitar danau. Namun perjalanan itu berubah menjadi mimpi buruk ketika perahu yang mereka tumpangi tiba-tiba miring dan kemasukan air. Dalam hitungan detik, perahu tersebut terbalik. Enam temannya berhasil menyelamatkan diri, namun Cardo dinyatakan hilang dan diduga tenggelam.

Sejak laporan diterima, tim gabungan yang terdiri dari personel SAR, Polsek Kakas, TNI, BPBD, serta dibantu warga sekitar, langsung bergerak cepat. Pencarian dilakukan menggunakan perahu karet, sonar pendeteksi, dan penyelaman manual, menyusuri perairan yang dikenal memiliki arus bawah cukup kuat serta dasar danau yang berlumpur pekat. Hingga hari ketiga, hasil masih nihil, namun upaya terus ditingkatkan..

Kapolsek Kakas, dalam keterangannya, menyatakan bahwa tantangan pencarian cukup berat karena cuaca yang berubah-ubah dan visibilitas air yang sangat terbatas. “Kami tetap berupaya maksimal. Prioritas kami adalah menemukan korban secepat mungkin agar keluarga tidak terus berada dalam ketidakpastian,” ujarnya.

Di lokasi pencarian, suasana haru terasa kental. Keluarga korban terlihat duduk di tepi danau, berharap ada kabar baik. Beberapa warga juga turut berjaga dan membantu logistik bagi para petugas. Meski waktu terus berjalan, doa dan semangat tak pernah surut dari mereka yang menanti keajaiban.

Pencarian akan terus dilanjutkan hingga batas waktu yang ditentukan sesuai prosedur SAR, atau hingga korban ditemukan. Tragedi ini menjadi pengingat bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keselamatan saat beraktivitas di perairan, terutama dalam penggunaan perahu tradisional tanpa perlengkapan keselamatan memadai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *