Suara Jalanan, Cermin Kesadaran: Polres Minahasa Ajak Masyarakat Tertib Lewat Operasi Patuh Samrat 2025

Tondano, 17 Juli 2025 – Jalanan yang aman bukan hanya soal marka dan rambu. Ia tercipta dari kepedulian, dari kesadaran bahwa setiap pengendara membawa tanggung jawab, bukan sekadar kendaraan. Semangat inilah yang mengalir dalam Operasi Patuh Samrat 2025 yang digelar Polres Minahasa pada Kamis pagi (17/7), dipimpin langsung oleh Kanit Regident Sat Lantas Polres Minahasa, IPDA Stenly S. Carundeng, S.Psi.

Dengan sistem patroli mobile, tim menyusuri sejumlah titik rawan pelanggaran, menjangkau masyarakat secara langsung. Hasilnya, 10 pelanggar dikenai tilang dan 4 pengendara mendapat teguran lisan. Jenis pelanggaran yang mendominasi antara lain tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) serta penggunaan knalpot brong yang menimbulkan kebisingan dan keresahan di tengah masyarakat.

Dalam keterangannya, IPDA Stenly menyampaikan bahwa operasi ini bukan semata-mata untuk menghukum, tapi sebagai bentuk ajakan untuk refleksi bersama. “Kami hadir bukan untuk menakuti, tapi untuk mengingatkan. Karena keselamatan di jalan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain,” ujarnya dengan nada hangat.

Ia menambahkan bahwa banyak pengendara, terutama anak muda, masih belum memahami dampak dari pelanggaran yang dianggap sepele. “Suara bising knalpot brong, misalnya, bukan hanya melanggar aturan teknis. Itu mengganggu kenyamanan warga, bahkan bisa memicu konflik,” tambahnya.

Operasi ini juga menjadi wadah dialog antara petugas dan masyarakat. Dalam beberapa momen, petugas terlihat menyampaikan imbauan secara langsung, dengan pendekatan persuasif. Ada juga pengendara yang mengucapkan terima kasih karena diingatkan. “Lebih baik ditegur sekarang daripada menyesal di kemudian hari,” ucap seorang pemuda usai diberikan teguran karena belum memiliki SIM.

Melalui Operasi Patuh Samrat 2025 ini, Polres Minahasa berharap masyarakat mulai melihat aturan bukan sebagai beban, tapi sebagai bentuk kasih terhadap sesama pengguna jalan. Karena jalan yang aman tidak hanya dibangun oleh polisi, tapi oleh semua yang melintasinya dengan hati yang sadar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *