Maut Menjemput di Tengah Konflik: Pisau Bukan Jawaban,Pemuda 20 Tahun Tewas Ditikam di Depan Kost Kampus Unima

Minahasa – Keamanan masyarakat kembali terusik dengan insiden tragis yang terjadi di Kelurahan Patar, Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa, pada Jumat (27/6/2025). Sekitar pukul 10.00 WITA, seorang pemuda berinisial R.R. (20), warga Kelurahan Roong, Kecamatan Tondano Barat, tewas setelah mengalami tiga luka tikam akibat ditusuk oleh pelaku berinisial C.M. (19), warga Kelurahan Tataaran Dua, Kecamatan Tondano Selatan.

Peristiwa memilukan ini terjadi di sebuah kamar kost tepat di depan GOR Kampus Universitas Negeri Manado (Unima). Menurut keterangan sementara, pelaku yang diduga telah merencanakan tindakannya, sebelumnya mengambil sebilah pisau badik dari rumahnya dan menyembunyikannya di pinggang bagian depan. Ia kemudian berboncengan sepeda motor bersama temannya, F.T., untuk menyusul kekasihnya, A.A., yang diketahui sedang berada di kost tersebut.

Setibanya di lokasi, pelaku melihat kekasihnya terlibat pertengkaran fisik dengan seorang perempuan lain. Ia lantas masuk ke kamar dan menarik pacarnya keluar. Namun, situasi memanas ketika beberapa pemuda, termasuk korban R.R., menghampiri pelaku dan pacarnya di luar kamar kost. Adu mulut berujung emosi, dan pelaku lantas mencabut pisau dari pinggangnya lalu menikam korban sebanyak tiga kali—satu kali di dada kiri dan dua kali di bagian rusuk kanan. Korban ambruk bersimbah darah dan akhirnya meninggal dunia di tempat.

Usai melakukan aksinya, pelaku bersama kekasihnya dan F.T. langsung melarikan diri dari lokasi kejadian. Berkat informasi cepat dari masyarakat, Tim Resmob Polres Minahasa yang dipimpin oleh Aipda Suryadi, S.H., segera bergerak dan berhasil mengamankan pelaku beserta barang bukti berupa pisau badik yang digunakan dalam aksi penikaman tersebut.

“Setelah kami mendapatkan informasi keberadaan pelaku, Tim langsung bergerak cepat dan berhasil mengamankannya tanpa perlawanan. Saat ini pelaku, saksi-saksi, dan barang bukti telah kami serahkan ke penyidik piket Reskrim untuk proses hukum lebih lanjut,” ungkap Aipda Suryadi.

Saat ini, pihak kepolisian tengah mendalami motif serta kronologi lengkap kejadian, termasuk kemungkinan adanya unsur perencanaan dalam aksi brutal ini. Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak, khususnya generasi muda, untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara damai dan tidak menjadikan kekerasan sebagai jalan keluar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *